Selasa, 01 Januari 2013

semangat guru


Semangat Patriotisme sang Guru
Cerita ini hanyalah fiktif belaka, adapun kesamaan nama, tempat dan waktu itu adalah hal yg tidak kami sengaja.
              Semangat guru2 untuk mendidik kita semua itu takkan pernah pudar. Seperti kisah guru yg mengajar disebuah pedalaman. Beratus-ratusan kilometer yang ia tempuh agar sampai kesekolahan. Guru ini mengajar pada sebuah SMP yang bernama SMP Bhakti Luhur. Yahh walau ruangan kelasnya cuman 4 tapi semangat anak-anak ini juga sangat tinggi walau serba keterbatasan. Tapi satu siswa yang bernama Hana, dia selalu mengeluh akan keadaan sekolahnya bukan hanya sekolah tetapi lingkungan tempat tinggalnya pun tak luput dari hinaannya………… suatu pagi Hana dan temannya Rika berjalan mendaki gunung dan melihat Auni dan Risha bernyanyi disebelahnya.
Risha                             : “Akan ku tuntut ilmuku, walau gunung kan kudaki”
Auni                  : “walau lautan kuseberangi ilmu yang kan kuutamakan”
Rani                  :“Kupastikan ku juga bisa seperti mereka akan ku buktikan impianku”
Hana                 : “Ehh,,, gimana caranya belajar? Kalau fasilitasnya aja gini…! KAMSEUPAY”
Rani                  : “Daripada lo, gak bisa berkembang”
Auni                  : “Nyadar dong, lo ini Cuma anak kampung gausah pake bahasa ga jelas gitu deh”
Riko                   : “Lo aja kali. Ehhh, gue ama Hana itu akan berantas seluruh kekamseupayyan disini. Termasuk Lo berdua (Menunjuk Auni dan Risha)”
Auni                  : “Kalau kalian berdua masih tetap menghina kampung kita ini, lo mending angkat kaki deh dari sini!”
Risha                             : “Ni, gak usah diladenin…. Mending kita lanjutin perjalanan, ntar telat lagi”
Rani                  : “orang sirik kagak bisa nyanyi…. Biasalah”
Auni                  : “Iya, Sha. (Berhenti sejenak) Uuuuhhhh dasar looo.. (Melototi Hana dan Rika)”
Sesampainya disekolah
Pak Rahman     : “Anak-anak, bagaimana kalau materi bab 2 kita ulangi?”
Risha                             : “Iya, Pak..!! (bertepuk tangan kegirangan) Wah bagus tuh biar makin pinter”
Hana                 : “Emang yah kalau IQ JONGKOK kagak ngerti-ngerti…!”
Riko                   : “Maklum lah…… (meledek Risha)
Auni                  : “Sotoy nya kambuh”
            Pak Rahman pun mengulangi materi Bab 2 yang nantinya akan di evaluasikan. Auni, Risha dan siswa lainnya sangat bersemangat mendengarkan penjelasan Pak Rahman.
Pak Rahman    : “Ada yang kurang dipahami dari penjelasan bapak?”
Siswa               : “Tidak ada pak” (dengan wajah yang riang)
Auni                 : “Kayaknya ada yang gk ngomong tuhh (melihat Hana dan Riko yang tertidur pulas)”
Akan tetapi, Hana dan Rika ketiduran karena dia menganggap bahwa dirinya sudah bisa tanpa penjelasan dari Pak Rahman. Pak Rahman terus membujuk Hana dan Rika agar bangun dari tidurnya.
Pak Rahman     : “Hana, Rika, ayo bangun belajar”
Hana                 : “Ahhh, males pak! Aku dah hapal tuh rumus bentuk fungsi f(x) sama de…ngaaann..” (Kembali tertidur)”
Risha                 : “Astagfirullah nih bocah”
Auni                  : (Menyiram Hana dan Rika) “Wooooiiiiii gilaaaaa!!” (Berteriak ditelinga Hana dan Rika)
Riko dan Hana  : (Bangun dari tidurnya dan kebingungan)
              Keesokan harinya, mereka ulangan matematika… Auni dan Risha dengan tenang mengerjakan soal-soal. Sementara Hana dan Rika bagai cacing kepanasan karena mereka berdua lupa dengan rumus-rumusnya. Hana berusaha membujuk Auni sedangkan Rika berusaha membujuk Risha untuk memberinya contekan.
Riko                   : “Sha, Sha, bagi dong jawabannya. Nomor satuuuu aja yaaa Please! (Berbisik)
Risha                 : (Hanya berdiam sambil mengerjakan soal tanpa memperdulikan Rika)
Riko                   : (memohon kepada Rani) “Ran, gue dong yaa… ini nih cara menghubungkan relasi maksudnya apa yah?”
Rani                  : “Katanya ngerti?”
Hana                 : “Ni, akuuu….”
Auni                  : (memotong pembicaraan Hana sambil berbisik) “Hana, kata guru bahasa inggris NO CHEATING yaa”
Hana                 : “Ushhh, awas loh yah!”
Auni, Risha, dan Rani : “Dia pikir dia yang paling hebat merasa paling jago dan paling kuat”
Rani                  : (sambil meledek) “Dia memang jago”
Auni risha         : “Ayam jago???? Kukkuruyyukkkkkkk petok petok petok hahahahahaha”
Auni                  : “Dia memang kuat”
Risha rani         : “Baru ulangan 5 nomor aja bingung, hahahahahah”
              Hasil ulangannya telah dibagikan, Auni mendapat nilai 95, Risha 90, Hana 60, dan Riko 50. Pak Rahman kecewa dengan hasil ulangan Hana dan Rika.
Pak Rahman    : “Hana, Rika, mari sini” (duduk didepan meja guru)
Hana                : “Ada apa pak?”
Pak rahman     : “Kalian berdua sadar tidak? Saya ini jauh2 datang kesini hanya untuk membuat kalian semua menjadi orang, saya berharap banyak sama kalian, tapi apa? Baru ulangan bgini sj nilai kalian sudah anjlok.
Hana                : “Maafkan kami, Pak!”
Auni                 : “Sapa suruh ketiduran?”
Siswa               : “Hahahahahaha”
Pak Rahman    : “Saya sudah capek mengajar disini! (Memukul meja lalu berdiri karena melihat semua siswa terdiam Pak Rahman pun melanjutkan pembicaraannya) kalian semua tidak ada yang bisa mengerti dengan keadaan bapak! Pokoknya saya mau behenti mengajar disekolah ini. TITIK.” (Keluar meninggalkan ruangan)
Auni                 : (terbata bata) “P-p-p-p-p-p-paaaaaakkkkkkk mau kemana paaakk???” (mengejar pak rahman)
Hana                : (Berhenti sejenak lalu Menitikkan air mata lalu mengapusnya kemudian berdiri mengejar pak Rahman) “Pak, maafkan kami! Kami berdua yang salah pak. Selalu mengabaikan nasihat bapak.” (Berlutut)
Riko                 : “Saya mohon pak, bapak jangan pergi” (Berlutut)
Kepala sekolah dan Kepala suku pun datang
Kepsek             : “Ada apa ini? (melihat Hana dan Rika)”
Kepala Suku     : “oohh, ini dia pak yang selalu menghina kampung ini, yang selalu mengeluh dengan keadaan sekolah ini.”
Pak Rahman    : “Bu, Pak saya mau berhenti menjadi guru disekolah ini. Saya sudah capek melihat tingkah mereka berdua, baik didalam kelas maupun diluar kelas”
Kepsek             : “Iya, pak. Silahkan. Gara2 dua orang yg berulah kalian kehilangan seorang guru lagi. Kalian tau tidak ada berapa guru disini? Sisa 3 dengan saya sendiri.”
Riko                 : “Loh kok diizinin pergi sih, bu?”
Pak Rahman    : (Lari meninggalkan sekolah lalu ditahan oleh Hana dan Rika dipagar)
Hana                : “Bapak gak bisa pergi, kita janji gak bakalan malas-malasan lagi, gk bakalan hina kampung dan skolah ini, gak bakalan melanggar lagi!”
Riko                 : “Iya pak. Kita tidak akan semena-mena dengan pelajaran lagi.”
Kepala suku     : “Apakah kalian akan memegang kata2 kalian?”
Hana, riko       : “Iya pak. Demi Tuhan malah”
Melihat muka Rika dan Hana yang amat kasihan, Pak Rahman pun menghentikan actingnya dan tertawa bersama Kepala Sekolah, Auni, dan Risha.
All                    : “Hahahahahaaa”
Pak Rahman    : “Iya, nak. Bapak percaya koq”
Auni                 : “Hehehe,,, Hana tertipu, Rika terjebak”
Hana, Riko       : “Dieeeeeeeeeemmm”
Risha               : “Peace damai” (Melambangkan lambang peace mengangkat dua jarinya)
Auni                 : “Pak Rahman, engkau patriot pahlawan bangsa”
Auni Risha,Rani, Hana, Riko : “Tanpa Tanda Ja…..Sa”
NB : “Alhamdulillah kita masih diberikan seorang pahlawan tuk dapat menimba ilmu dengan sewajarnya tanpa mengharapkan imbalan apapun jadi ilmu jangan di sia-sia kan”

semangat patriotisme


Semangat Patriotisme sang Guru
Cerita ini hanyalah fiktif belaka, adapun kesamaan nama, tempat dan waktu itu adalah hal yg tidak kami sengaja.
              Semangat guru2 untuk mendidik kita semua itu takkan pernah pudar. Seperti kisah guru yg mengajar disebuah pedalaman. Beratus-ratusan kilometer yang ia tempuh agar sampai kesekolahan. Guru ini mengajar pada sebuah SMP yang bernama SMP Bhakti Luhur. Yahh walau ruangan kelasnya cuman 4 tapi semangat anak-anak ini juga sangat tinggi walau serba keterbatasan. Tapi satu siswa yang bernama Hana, dia selalu mengeluh akan keadaan sekolahnya bukan hanya sekolah tetapi lingkungan tempat tinggalnya pun tak luput dari hinaannya………… suatu pagi Hana dan temannya Rika berjalan mendaki gunung dan melihat Auni dan Risha bernyanyi disebelahnya.
Risha                             : “Akan ku tuntut ilmuku, walau gunung kan kudaki”
Auni                  : “walau lautan kuseberangi ilmu yang kan kuutamakan”
Rani                  :“Kupastikan ku juga bisa seperti mereka akan ku buktikan impianku”
Hana                 : “Ehh,,, gimana caranya belajar? Kalau fasilitasnya aja gini…! KAMSEUPAY”
Rani                  : “Daripada lo, gak bisa berkembang”
Auni                  : “Nyadar dong, lo ini Cuma anak kampung gausah pake bahasa ga jelas gitu deh”
Riko                   : “Lo aja kali. Ehhh, gue ama Hana itu akan berantas seluruh kekamseupayyan disini. Termasuk Lo berdua (Menunjuk Auni dan Risha)”
Auni                  : “Kalau kalian berdua masih tetap menghina kampung kita ini, lo mending angkat kaki deh dari sini!”
Risha                             : “Ni, gak usah diladenin…. Mending kita lanjutin perjalanan, ntar telat lagi”
Rani                  : “orang sirik kagak bisa nyanyi…. Biasalah”
Auni                  : “Iya, Sha. (Berhenti sejenak) Uuuuhhhh dasar looo.. (Melototi Hana dan Rika)”
Sesampainya disekolah
Pak Rahman     : “Anak-anak, bagaimana kalau materi bab 2 kita ulangi?”
Risha                             : “Iya, Pak..!! (bertepuk tangan kegirangan) Wah bagus tuh biar makin pinter”
Hana                 : “Emang yah kalau IQ JONGKOK kagak ngerti-ngerti…!”
Riko                   : “Maklum lah…… (meledek Risha)
Auni                  : “Sotoy nya kambuh”
            Pak Rahman pun mengulangi materi Bab 2 yang nantinya akan di evaluasikan. Auni, Risha dan siswa lainnya sangat bersemangat mendengarkan penjelasan Pak Rahman.
Pak Rahman    : “Ada yang kurang dipahami dari penjelasan bapak?”
Siswa               : “Tidak ada pak” (dengan wajah yang riang)
Auni                 : “Kayaknya ada yang gk ngomong tuhh (melihat Hana dan Riko yang tertidur pulas)”
Akan tetapi, Hana dan Rika ketiduran karena dia menganggap bahwa dirinya sudah bisa tanpa penjelasan dari Pak Rahman. Pak Rahman terus membujuk Hana dan Rika agar bangun dari tidurnya.
Pak Rahman     : “Hana, Rika, ayo bangun belajar”
Hana                 : “Ahhh, males pak! Aku dah hapal tuh rumus bentuk fungsi f(x) sama de…ngaaann..” (Kembali tertidur)”
Risha                 : “Astagfirullah nih bocah”
Auni                  : (Menyiram Hana dan Rika) “Wooooiiiiii gilaaaaa!!” (Berteriak ditelinga Hana dan Rika)
Riko dan Hana  : (Bangun dari tidurnya dan kebingungan)
              Keesokan harinya, mereka ulangan matematika… Auni dan Risha dengan tenang mengerjakan soal-soal. Sementara Hana dan Rika bagai cacing kepanasan karena mereka berdua lupa dengan rumus-rumusnya. Hana berusaha membujuk Auni sedangkan Rika berusaha membujuk Risha untuk memberinya contekan.
Riko                   : “Sha, Sha, bagi dong jawabannya. Nomor satuuuu aja yaaa Please! (Berbisik)
Risha                 : (Hanya berdiam sambil mengerjakan soal tanpa memperdulikan Rika)
Riko                   : (memohon kepada Rani) “Ran, gue dong yaa… ini nih cara menghubungkan relasi maksudnya apa yah?”
Rani                  : “Katanya ngerti?”
Hana                 : “Ni, akuuu….”
Auni                  : (memotong pembicaraan Hana sambil berbisik) “Hana, kata guru bahasa inggris NO CHEATING yaa”
Hana                 : “Ushhh, awas loh yah!”
Auni, Risha, dan Rani : “Dia pikir dia yang paling hebat merasa paling jago dan paling kuat”
Rani                  : (sambil meledek) “Dia memang jago”
Auni risha         : “Ayam jago???? Kukkuruyyukkkkkkk petok petok petok hahahahahaha”
Auni                  : “Dia memang kuat”
Risha rani         : “Baru ulangan 5 nomor aja bingung, hahahahahah”
              Hasil ulangannya telah dibagikan, Auni mendapat nilai 95, Risha 90, Hana 60, dan Riko 50. Pak Rahman kecewa dengan hasil ulangan Hana dan Rika.
Pak Rahman    : “Hana, Rika, mari sini” (duduk didepan meja guru)
Hana                : “Ada apa pak?”
Pak rahman     : “Kalian berdua sadar tidak? Saya ini jauh2 datang kesini hanya untuk membuat kalian semua menjadi orang, saya berharap banyak sama kalian, tapi apa? Baru ulangan bgini sj nilai kalian sudah anjlok.
Hana                : “Maafkan kami, Pak!”
Auni                 : “Sapa suruh ketiduran?”
Siswa               : “Hahahahahaha”
Pak Rahman    : “Saya sudah capek mengajar disini! (Memukul meja lalu berdiri karena melihat semua siswa terdiam Pak Rahman pun melanjutkan pembicaraannya) kalian semua tidak ada yang bisa mengerti dengan keadaan bapak! Pokoknya saya mau behenti mengajar disekolah ini. TITIK.” (Keluar meninggalkan ruangan)
Auni                 : (terbata bata) “P-p-p-p-p-p-paaaaaakkkkkkk mau kemana paaakk???” (mengejar pak rahman)
Hana                : (Berhenti sejenak lalu Menitikkan air mata lalu mengapusnya kemudian berdiri mengejar pak Rahman) “Pak, maafkan kami! Kami berdua yang salah pak. Selalu mengabaikan nasihat bapak.” (Berlutut)
Riko                 : “Saya mohon pak, bapak jangan pergi” (Berlutut)
Kepala sekolah dan Kepala suku pun datang
Kepsek             : “Ada apa ini? (melihat Hana dan Rika)”
Kepala Suku     : “oohh, ini dia pak yang selalu menghina kampung ini, yang selalu mengeluh dengan keadaan sekolah ini.”
Pak Rahman    : “Bu, Pak saya mau berhenti menjadi guru disekolah ini. Saya sudah capek melihat tingkah mereka berdua, baik didalam kelas maupun diluar kelas”
Kepsek             : “Iya, pak. Silahkan. Gara2 dua orang yg berulah kalian kehilangan seorang guru lagi. Kalian tau tidak ada berapa guru disini? Sisa 3 dengan saya sendiri.”
Riko                 : “Loh kok diizinin pergi sih, bu?”
Pak Rahman    : (Lari meninggalkan sekolah lalu ditahan oleh Hana dan Rika dipagar)
Hana                : “Bapak gak bisa pergi, kita janji gak bakalan malas-malasan lagi, gk bakalan hina kampung dan skolah ini, gak bakalan melanggar lagi!”
Riko                 : “Iya pak. Kita tidak akan semena-mena dengan pelajaran lagi.”
Kepala suku     : “Apakah kalian akan memegang kata2 kalian?”
Hana, riko       : “Iya pak. Demi Tuhan malah”
Melihat muka Rika dan Hana yang amat kasihan, Pak Rahman pun menghentikan actingnya dan tertawa bersama Kepala Sekolah, Auni, dan Risha.
All                    : “Hahahahahaaa”
Pak Rahman    : “Iya, nak. Bapak percaya koq”
Auni                 : “Hehehe,,, Hana tertipu, Rika terjebak”
Hana, Riko       : “Dieeeeeeeeeemmm”
Risha               : “Peace damai” (Melambangkan lambang peace mengangkat dua jarinya)
Auni                 : “Pak Rahman, engkau patriot pahlawan bangsa”
Auni Risha,Rani, Hana, Riko : “Tanpa Tanda Ja…..Sa”
NB : “Alhamdulillah kita masih diberikan seorang pahlawan tuk dapat menimba ilmu dengan sewajarnya tanpa mengharapkan imbalan apapun jadi ilmu jangan di sia-sia kan”